Perkawinan antara
Perpustakaan dan Internet
Oleh Ayu Yuli Wijayanti*
Teknologi
dan Informasi menjadi perkawinan yang sangat indah di era ini. Perkawinan ini
menghasilkan beberapa keilmuan bagi kehidupan manusia. Mayoritas manusia yang
selalu haus akan informasi sangat menikmati perkawinan ini. Segala kebutuhan
akan terlayani dengan cepat dengan adanya teknologi. Sedangkan dengan
informasi, manusia akan mendapatkan hal baru yang belum diketahui sebelumnya.
Maka dengan Teknologi Informasi (TI) manusia akan mendapatkan hal baru dengan
cepat.
Di
era serba teknologi ini, arus kehidupan bergerak dengan cepat. Kebutuhan
masyarakat akan informasi sangat besar, maka penyedia informasi seperti
perpustakaan bersaing merebut perhatian masyarakat untuk menggunakan jasanya.
Penerapan TI di perpustakaan merupakan harga mati yang tidak bisa ditawar lagi.
Perpustakaan yang kaya akan informasi perlu secara kontinuitas menggunakan jasa
teknologi untuk memanjakan masyarakat pengguna perpustakaan. Kalau tidak,
pengguna akan terbuai dengan informasi yang disediakan oleh internet dan
lambat-laun akan meninggalkan perpustakaan.
Sudah
menjadi rahasia umum, internet masih menjadi pilihan utama masyarakat ketika
membutuhkan informasi secara cepat. Sejak pertama kali ditemukan pada tahun
1969 internet sudah mengalami kemajuan pesat sampai saat ini. Dahulu hanya
orang-orang tertentu yang bisa memanfaatkan internet. Namun saat ini mulai dari
anak-anak sampai orang tuapun bisa dengan mudah menggunakan internet. Apalagi
sekarang banyak ponsel yang memberikan fasilitas untuk bisa asuk dunia maya
(internet). Bahkan, sering kita temui saat ini para pelajar atau mahasiswa
begitu mendapatkan tugas akan langsung berkata “ayo cari di internet saja”. Hal
itu, sangat membuktikan bahwa banyak orang begitu dekat dengan internet. Karena
di internet pun disediakan informasi dari berbagai genre keilmuan dan semua itu
disuguhkan dengan cepat. Di sinilah titik lemah perpustakaan yang perlu
dicermati oleh pustakawan dan perlu mencari dan menguak secara dalam kelebihan
perpustakaan.
Pustakawan
Super
Perpustakaan
perlu bersahabat dengan teknologi, atau dengan internet sekalipun apabila
dibutuhkan untuk perkembangan perpustakaan di masa depan. Kecanggihan teknologi
masa kini akan mampu menjadi kekuatan perpustakaan untuk menyediakan informasi
secara cepat dan akurat bagi penggunanya. Tapi dibalik kecanggihan teknologi
tersebut dibutuhkan kelihaian pustakawan untuk mengoperasikan teknologi
tersebut perpustakaan. Teknologi akan membantu perpustakaan bergerak lebih
cepat bila pustakawan bisa mengendalikannya. Sebaliknya, teknologi tetap tidak
akan berguna bila sumber daya manusia (SDM) yang ada di perpustakaan tidak
mumpuni. Di sinilah salah satu beban di pundak pustakawan masa kini.
Teknologi
memang diperlukan oleh perpustakaan. Namun, perpustakaan juga patut
diunggulkan, karena perpustakaan sendiri memiliki kelebihan. Misal keunggulan
perpustakaan, pertama, memiliki informasi yang utuh dan original dari penulisnya. Informasi tersebut bisa
dipertanggungjawabkan oleh penulisnya sendiri. Sedangkan di internet, mayoritas
informasi hanya berupa potongan-potongan yang masih perlu dipertanyakan ulang
keasliannya, dan tentu sebagian dari kita pernah mendengar istilah hoax
di internet untuk menunjukkan kalau informasi tersebut merupakan palsu.
Keunggulan
kedua, perpustakaan mempunyai informasi tertulis di atas kertas yang lebih
meminimalisir kelelahan mata ketika membaca dibandingkan dengan membaca
informasi langsung dari layar komputer, di mana internet bisa diakses. Seperti
yang telah kita ketahui, berada terlalu lama di depan layar komputer atau
sejenisnya akan merusak retina mata kita. Hal ini juga bisa dijadikan kampanye
oleh pustakawan untuk memasarkan perpustakaan ke masyarakat. Sedangkan keunggulan
ketiga ialah terkait dengan dinamisasi informasi yang ada di perpustakaan.
Pustakawan bisa mengadakan semacam bedah buku dari berbagai buku yang tersedia
di perpustakaan, sehingga informasi yang ada di buku tersebut bisa didiskusikan
yang berpotensi melahirkan informasi baru. Inilah yang dinamakan dinamisasi
informasi yang tidak didapatkan di internet.
Dengan
adanya keunggulan dari perpustakaan itu sendiri. Perpustakaan dan internet saya
rasa bisa melakukan perkawinan. Ibarat mata uang, perpustakaan dan internet
adalah dua sisi yang berseberangan. Namun, saling melengkapi. Maka dibutuhkan
pustakawan super yang mampu berpikir kreatif, imajinatif dan dinamis untuk
menciptakaan perpustakaan harapan masyarakat. Perpustakaan yang menyediakan
informasi secara cepat, akurat, dan original.
Perpustakaan
Harapan
Menurut
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007, Perpustakaan adalah institusi pengelola
koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional
dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian,
pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka.
Dari definisi ini perpustakaan harus mampu memaksimalkan perannya agar
koleksinya dinikmati oleh khalayak ramai secara meluas dan merata. Dengan
artian, perpustakaan menjadi tempat yang strategis, mudah diakses oleh
masyarakat dan nyaman saat menikmati informasi di dalamnya.
Tapi
di sisi lain, yang menjadi tantangan, sekarang terjadi ledakan sumber informasi
yang mengakibatkan banyak orang sangsi dengan keberadaan perpustakaan, yang
sejak awal merupakan tempat rujukan informasi terpercaya yang tidak ada
tandingannya. Keberadaan internet mampu menggeser paradigma masyarakat mengenai
informasi. Keberadaan internet jugalah yang akhirnya membuat tempat seperti
perpustakaan kehilangan ruhnya karena keinginan masyarakat untuk mendapatkan
informasi secara instan, mudah, cepat dan tanpa batas dalam mengakses informasi.
Oleh
karena itu, perpustakaan masa kini harus mampu membuat gebrakan baru supaya eksistensinya
terjaga. Di mata masyarakat awam perpustakaan mungkin tidak begitu dikenal
dibandingkan dengan internet. Tapi perpustakaan mulai mengalami perkembangan yang
semakin baik. Itu juga berkat kemajuan di bidang teknologi. Dari perpustakaan
tradisional yang masih menggunakan kartu katalog dan hanya memiliki koleksi
tercetak hingga saat ini muncul perpustakaan modern yang sudah menggunakan Online Public Acces Catalogue (OPAC) dan
tidak hanya memiliki koleksi cetak tapi juga memiliki koleksi berupa koleksi
digital yang bisa memudahkan pemustaka dalam mencari koleksi. Perpustakaan yang
sudah mengaplikasikan teknologi informasi dalam pengelolaannya sebenarnya tidak
kalah dengan internet, karena dengan koleksi yang dimiliki dan juga aktual,
perpustakaan juga menyediakan sumber informasi yang tidak kalah dengan
internet.
Perpustakaan
sebagai sarana pencarian, penyimpanan, dan sarana temu kembali informasi pada
hakikatnya tidak akan mati selama ia dikelola dengan profesional. Tidak berbeda
jauh dengan internet, bahkan menyerupai, perpustakaan dan internet mempunyai
fungsi yang sama berkenaan dengan informasi. Internet adalah perpustakaan maya.
Internet dapat dijadikan sebagai salah satu sumber belajar alternatif bagi
kalangan akademisi setelah perpustakaan di lembaga pendidikan. Timbul
pertanyaan berikutnya, lalu bagaimanakah pengelolaan perpustakaan yang benar agar
eksistensinya tetap terjaga? ketika teknologi bermunculan dan seperti saling
melindas dan berkejaran satu dan yang lainnya. Pustakawan dan pengelola
perpustakaan sebaiknya menyadari betul fungsi perpustakaan. Berawal dari
kegiatan pengadaan, pengolahan, penyebaran informasi dan preservasi. Proses
pengadaan berkaitan dengan visi dan misi serta kebijakan yang diambil oleh
institusi penaungnya. Misalnya bagi perpustakaan-perpustakaan perguruan tinggi,
pengadaan buku atau jurnal tentunya terkait dengan fakultas atau program studi
yang diselenggarakan di tempat tersebut. Kegiatan pengadaan yang baik harus
terkoordinasi secara baik oleh pihak-pihak yang berkepentingan, karena terkait
dengan anggaran dana. Pustakawan harus memiliki kemampuan untuk memilih dan
memilah mana koleksi yang nanti akan dibutuhkan oleh pengguna perpustakaannya.
Selain itu harus pandai melakukan lobi agar anggaran dana tersebut memadai. Di
bagian inilah pustakawan hendaknya mengerahkan tenaga dan pikirannya agar
koleksi perpustakaan berkembang, kepuasan pengguna tercapai, dan tujuan
institusi teraih.
Perpustakaan
sekarang seperti ada pengembangan fungsi dari sumber informasi menuju penerapan
long life education atau sumber
pembelajaran sepanjang hayat. Jadi, pustakawan seharusnya tidak boleh terpaku
pada pekerjaan teknis sehingga tidak gaul di luar dan hanya diagung-agungkan di
dalam. Namun di luar tidak percaya diri dan tidak berkontribusi untuk
masyarakat. Mungkin salah satu faktor mengapa perpustakaan tidak dikenal masyarakat
karena kurangnya kontribusi pustakawan dengan masyarakat secara langsung.
Contoh saja dokter, dokter begitu terkenal dan dihargai profesinya, karena
mereka langsung berinteraksi kepada masyarakat dan apa yang telah dokter
lakukan itu mempunyai dampak besar bagi pasien atau masyarakat sehingga
perlakuan itu mengenang dan dianggap oleh masyarakat.
Penyebaran
informasi identik dengan pelayanan. Pelayanan perpustakaan merupakan ujung
tombak sebuah perpustakaan. Pelayanan yang ramah dan menyenangkan merupakan
salah satu kunci terpenting di samping kelengkapan koleksi yang dapat menjadi
daya tarik kunjungan ke perpustakaan ditambah lagi koleksi yang bisa diakses
secara global oleh pemustakaanya. Di bagian pelayanan inilah sebuah sistem yang
dijalankan di perpustakaan dapat dinilai baik atau tidaknya.
Sistem
perpustakaan yang baik haruslah memenuhi persyaratan, mudah melakukan temu
kembali informasi, yang ditandai dengan ada tidaknya alat penelusuran seperti catalog online. Selain itu, adanya
rambu-rambu perpustakaan yang dapat memudahkan pengguna dan petugas, serta
petugas yang komunikatif dan memiliki ketertarikan yang tinggi terhadap ilmu
dan pengetahuan. Yang terakhir, preservasi (pelestarian bahan pustaka) harus
dilakukan dengan berkesinambungan. Pengguna tentu merasa tidak nyaman pada
bahan bacaan yang tidak layak dibaca karena banyak halaman hilang karena sobek
ataupun karena dimakan usia. Banyak orang yang keliru mengatakan bahwa semuanya
ada di internet.
Mengingat
semakin majunya zaman, banyak perpustakaan telah bertransformasi menjadi
perpustakaan modern atau yang banyak dikenal sebagai perpustakaan elektronik
dan perpustakaan digital. Perpustakaan modern tidak lagi dapat dikelola secara
konvensional mengingat perkembangan jumlah dan jenis informasi, tuntutan
masyarakat, dan teknologi informasi yang demikian pesat melaju. Masyarakat
semakin sadar informasi, mempunyai tuntutan yang semakin tinggi atas mutu
layanan suatu organisasi. Fungsi perpustakaan pun tidak lagi hanya sebagai
gudang buku, melainkan pusat informasi yang dapat menyediakan akses ke
sumber-sumber informasi dari seluruh dunia tanpa batas waktu dan tempat. Untuk
itu, diperlukan pengelolaan perpustakaan secara kreatif, inovatif dengan
penerapan teknologi informasi yang terus berkembang.
Jadi,
sebenarnya sumber informasi yang ada di perpustakaan lebih terpercaya. Namun,
Internet juga memiliki kelebihannya sendiri dalam menyediakan informasi sebagai
pendukung tidak dijadikan sebagai sumber referensi yang utama karena begitu
banyaknya informasi dan harus pandai dalam memilih dan memilah informasi yang
kita butuhkan. Oleh karena itu, akan lebih bagus lagi jika perpustakaan dan
internet dapat dimanfaatkan secara bersamaan dan maksimal. Perpustakaan yang
mengelola layanannya dengan internet akan lebih mudah diakses oleh para
pemustaka. Sehingga masyarakat dapat dengan mudah mengakses informasi yang
tepat, cepat, mudah, murah, teraktual dan terpercaya.
(Mahasiswi
Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi / 11140044/ IDKS B)